Rabu, 07 Maret 2012

Senja

aku selalu suka senja, karena seolah ada kamu di dekatku. aromamu, suaramu, tatapanmu, seolah semua masih menjadi milikku. seolah senja hanya milik kita berdua. senja  menjadi bukti cintaku padamu yang tak akan pernah usai. sama seperti senja yang tak akan pernah lupa menyapa hari, meminta mentari kembali ke peraduannya. 

senja selalu menyimpan misteri sebuah kisah kehidupan. ketika peluh dan airmata menjadi terasa berarti. ketika lelah dan perih akan bergumul menyelimuti hitam. 

ada satu rahasia yang masih kusimpan di senja itu. sebuah kisah yang tak pernah sempat aku sampaikan padamu bahkan mungkin aku sendiri tak pernah memahaminya. kamu tak pernah tau keberadaanku senja itu, saat kamu menemukannya duduk terdiam di sudut taman tempat kita selalu menikmati senja. senja itu memang aku terlambat datang, aku sengaja membelikan sebuah hadiah kecil untukmu. namun saat aku datang, kamu sudah ditemani dia. aku hanya bisa mendengarkan percakapan kalian sampai kalian pergi dari taman saat senja sudah digantikan gelap. kamu menggandeng tangannya. mesra. dan aku terluka.


lalu sejak saat itu, hanya ada aku di taman itu. sampai di suatu senja, aku melihatmu duduk di kursi kita lagi. hampir aku terlonjak kegirangan. kamu hanya tersenyum. tanpa kecupan apalagi pelukan. tanpa banyak ucap, kamu memberiku sehelai kertas berwarna dan indah bentuknya. undangan pernikahan. aku hanya bisa menatapmu nanar. secepat itu? 

kamu hanya diam membisu menatapku. kamu berlutut di depanku. namun aku hanya diam. aku ingin menangis, namun tak bisa. 

senja itu terakhir kamu datang ke taman ini. aku sedih kamu tinggalkan, karena aku hanya akan melewatkan senjaku sendirian. namun aku bahagia melihat senyummu lagi. 

ini senja kesembilanpuluhsembilan yang kukira akan kulalui tanpamu. namun sesaat kulihat kamu membawakan bunga kesukaanku. ah, kamu makin menawan. dan senja itu, kamu mengajaknya juga datang ke taman ini.  kalian hanya menatapku, membisu. kamu menciumku, mesra. lalu kalian pergi.

dan aku tersenyum, di atas pusaraku. 


0 komentar:

Posting Komentar